Pasang Iklan Gratis

Mark Zuckerberg Sebut Era Jejaring Sosial Sudah Berakhir

 CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyebut bahwa era media sosial yang berbasis jejaring sosial antar teman dan keluarga kini sudah berakhir.

Konsep pertemanan dunia maya berbasis jejaring sosial ini bisa dibilang menjadi "DNA" media sosial yang kini semakin berkembang.

Pernyataan ini disampaikan Zuckerberg saat menjadi saksi dalam sidang gugatan antimonopoli yang digelar oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat terhadap Meta

Dalam kesaksiannya, Zuckerberg menyampaikan bahwa fitur "Friends" di Facebook yang dulunya menjadi inti dari layanan jejaring sosial perusahaan, kini tidak lagi menjadi prioritas utama Meta.

Menurut laporan Politico, bos Meta menyebut bahwa platformnya (Facebook dan Instagram) kini telah berubah fungsi menjadi "ruang hiburan eksploratif yang luas" (broad discovery-entertainment space).

Artinya, Facebook dan Instagram menjadi ruang penggunanya untuk menemukan konten hiburan dengan mudah.

Zuckerberg juga menjelaskan perbedaan perilaku konsumsi konten pengguna di Facebook dan Instagram. Menurutnya, hanya 20 persen konten kiriman teman yang dilihat pengguna di Facebook.

Sementara di Instagram, konten kiriman teman pengguna hanya 10 persen yang dilihat pengguna.

"Sebagian besar pengalaman pengguna kini lebih banyak berkisar pada hal-hal seperti eksplorasi minat atau hiburan. Itu sebenarnya sudah menjadi tren sepanjang sejarah perusahaan ini," jelas Zuckerberg, seperti yang dilaporkan Reuters.

Adapun pernyataan tersebut bertolak belakang dengan klaim Meta pada 2021. Saat itu, perusahaan menyebut bahwa sebanyak 57 persen konten yang muncul di beranda pengguna Facebook, berasal dari teman dan keluarga.

Klaim ini dikeluarkan Meta sebagai bentuk "penegasan" bahwa platform mereka tetap berfokus pada hubungan personal antar penggunanya.

Hal itu berbeda dengan gugatan sidang antimonopoli yang digelar oleh FTC, yang menyebut bahwa Meta telah memonopoli pasar jejaring sosial pribadi (personal social networking) seperti Instagram dan WhatsApp.

Menurut FTC, akuisisi yang dilakukan Meta terhadap dua platform jejaring sosial itu dilakukan untuk menghilangkan "potensi pesaing" di pasar tersebut. 

Dianggap lakukan monopoli ilegal

Adapun yang dilakukan Meta dinilai FTC sebagai bentuk "monopoli ilegal". Ilegal dalam hal ini, lebih dikarenakan Facebook (nama sebelum Meta), mengakuisisi WhatsApp dan Instagram yang memiliki "DNA" serupa, yakni bergantung pada sistem jejaring pertemanan dunia nyata penggunanya saat itu.

Lantaran memiliki kemiripan "DNA" inilah, FTC menganggap Meta melakukan monopoli ilegal dan meminta pengadilan untuk memaksa Meta menarik diri dari kedua aplikasi tersebut.

Akan tetapi, tudingan itu secara tidak langsung dibantah oleh Mark Zuckerberg. Ia mengeluarkan salah satu bukti, yakni e-mail internal yang dikirim Zuckerberg pada 2022.

Dalam e-mail tersebut, ia sempat mengusulkan agar fitur "Friends" di Facebook dihapus sepenuhnya dan dimulai lagi dari awal.

Dengan menghapus fitur "Friends", Facebook tidak lagi memiliki "DNA" jejaring sosial berbasis pertemanan seperti dulu. Ide yang sama kabarnya juga diaplikasikan ke Instagram.

Meta memang tidak pernah blak-blakan soal rencana ini. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan, pengguna Instagram mulai menyadari, bahwa platform tersebut menampilkan lebih banyak video dari akun yang tidak diikuti pengguna.

Meskipun, saat perubahan tersebut dilakukan, Meta sempat menuai banyak protes dari pengguna, salah satunya selebriti Kylie Jenner yang meminta platform tersebut agar kembali ke fungsi awalnya.

Kendati demikian, Meta tetap melanjutkan strategi perubahan tersebut dengan memprioritaskan tampilan "discovery" konten dibanding menghubungkan koneksi antar penggunanya.

Tampilan feeds pengguna kini juga lebih banyak didominasi oleh konten dari berbagai macam kreator, lalu video pendek berbasis rekomendasi, atau iklan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman Vanityfair

0 Response to "Mark Zuckerberg Sebut Era Jejaring Sosial Sudah Berakhir"

Posting Komentar