Rusia Ancam Barat dengan Rudal Sarmat: Daya Hancur Ratusan Kali Bom Hiroshima Bikin Dunia Cemas
Rudal balistik antarbenua milik Rusia, RS-28 Sarmat, kembali menyita perhatian dunia internasional. Dijuluki “Satan 2”, rudal ini disebut-sebut mampu membawa 10 hingga 16 hulu ledak nuklir dengan daya destruktif yang luar biasa—ratusan kali lipat lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
Dalam suasana global yang sarat ketegangan, Rusia mengumumkan bahwa rudal ini kini telah siap ditempatkan dalam tugas tempur. Pernyataan itu dilontarkan langsung di tengah meningkatnya konflik antara Rusia dan negara-negara Barat, khususnya terkait dukungan mereka terhadap Ukraina.
Langkah ini sontak menimbulkan kekhawatiran baru di berbagai belahan dunia, mengingat kemampuan rudal tersebut menjangkau hampir seluruh benua dalam hitungan menit.
Rudal Sarmat dan Daya Ledaknya yang Tak Tertandingi
RS-28 Sarmat pertama kali diuji coba pada April 2016 sebagai bagian dari program modernisasi kekuatan nuklir strategis Rusia. Rudal tersebut mampu menempuh jarak hingga 18.000 kilometer, memungkinkan untuk menyerang target di benua manapun, termasuk Eropa Barat dan Amerika Serikat.
“Rudal Sarmat dapat mencapai ibu kota Inggris dalam enam menit,” tulis kolumnis Matthew Dooley dari surat kabar British Express, mengutip kecepatan rudal tersebut yang mencapai Mach 20 atau sekitar 24.000 km per jam, seperti diberitakan pada 2 September 2023.
Menurut analis pertahanan Rusia yang tidak disebutkan namanya, setiap hulu ledak yang dibawa rudal ini memiliki daya ledak berkekuatan hingga ratusan kiloton, bahkan mendekati satu megaton TNT. “Itu berarti satu rudal Sarmat bisa menghancurkan kota besar atau wilayah setara sebuah negara kecil,” jelasnya pada 27 Juni 2025.
Rudal ini juga dapat membawa hulu ledak hipersonik Avangard, sebuah teknologi yang dapat bermanuver cepat dan menghindari sistem pertahanan rudal mana pun. Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia, Sergey Karakaev, menegaskan keunggulan ini dalam pernyataannya pada 24 April 2022. “Rudal Sarmat dapat dilengkapi dengan beberapa Avangard, menjadikannya hampir mustahil untuk dicegat,” ujar Karakaev.
Namun, Sarmat juga sempat menemui hambatan teknis. Pada September 2024, sebuah uji coba dilaporkan gagal total. “Citra satelit menunjukkan peluncuran tidak berhasil, dan ini menimbulkan tanda tanya serius terhadap kesiapan sistem,” kata seorang ahli persenjataan di Washington, 23 September 2024. Meski begitu, Rusia tetap menyebut rudal ini sebagai tulang punggung kekuatan strategis masa depan.
Ketegangan Rusia-Barat Memburuk di Tengah Propaganda dan Eskalasi
Pengaktifan rudal Sarmat ini terjadi di tengah meningkatnya konflik Rusia dengan Barat, terutama soal Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan dilaporkan telah memerintahkan persiapan rudal untuk siaga tempur pada November 2024.
Seorang pejabat Kremlin, dikutip oleh Daily Mail pada 28 November 2024, memperingatkan, “Ide gila untuk mempersenjatai Ukraina dengan rudal nuklir akan mendorong dunia ke ambang bencana.”
Rusia mengklaim bahwa keberadaan Sarmat adalah jawaban atas sistem pertahanan rudal NATO, yang dianggap Moskwa sebagai ancaman eksistensial. Bahkan media pemerintah Rusia sempat menyebut bahwa empat unit Sarmat saja cukup untuk melumpuhkan seluruh wilayah Amerika Serikat. “Sarmat dirancang untuk menembus semua sistem pertahanan rudal yang ada saat ini,” tulis komentator militer Rusia pada 3 Juni 2022.
Namun, dari sudut pandang negara Barat, peluncuran rudal ini lebih merupakan upaya propaganda daripada kesiapan nyata. “Rusia menggunakan Sarmat untuk menakut-nakuti, tapi uji coba gagal menunjukkan bahwa senjata ini belum stabil secara teknis,” kata seorang analis keamanan Inggris, 27 Juni 2025. Ia menambahkan bahwa biaya produksi dan kendala teknis mungkin akan menghambat distribusi rudal ini secara luas.
Diplomasi Global Didesak Hadapi Ancaman Perang Nuklir
Reaksi dari negara-negara Barat terhadap kemunculan rudal ini tergolong keras. Inggris dan Amerika Serikat berada dalam daftar utama kekhawatiran karena berada dalam jangkauan rudal. “Rudal ini bisa mencapai London dari Kaliningrad hanya dalam enam atau tujuh menit,” ujar seorang kolumnis keamanan Inggris pada 24 Juni 2025.
Dmitry Rogozin, eks-direktur badan antariksa Rusia Roscosmos, bahkan mengklaim bahwa 50 unit rudal Sarmat siap bertugas di Angkatan Bersenjata Rusia. Pernyataan itu dikeluarkan pada 23 Mei 2022, memperkuat kesan bahwa Rusia memang serius menggunakan rudal ini sebagai alat tekanan global.
Namun beberapa pakar berpendapat, ancaman Sarmat lebih bersifat simbolik. “Rusia ingin menunjukkan taji militer untuk menyeimbangkan tekanan dari sanksi ekonomi dan diplomasi internasional. Tapi saya yakin Sarmat lebih digunakan sebagai alat tawar politik, bukan untuk diluncurkan,” kata seorang pakar keamanan internasional yang berbasis di Jakarta, 27 Juni 2025.
Negara-negara tetangga Rusia seperti Polandia dan negara Baltik pun meningkatkan kesiapsiagaan. NATO pun menyatakan siap merespons. “Kami tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman nuklir dari Rusia,” tegas seorang pejabat NATO di Brussel, 26 Juni 2025.
Tekanan untuk meredam ketegangan juga datang dari para diplomat dan tokoh internasional. Seorang diplomat PBB di New York mengatakan, “Senjata seperti Sarmat ini memperlihatkan mengapa dialog global menjadi hal yang sangat mendesak. Dunia tidak boleh kembali ke era ketegangan nuklir seperti Perang Dingin.”
Sementara itu, Iran—yang juga sedang mendapat sorotan dunia karena program nuklirnya—menyuarakan dukungan terhadap Rusia. “Kami memahami posisi Rusia karena tekanan yang kami alami dari Barat juga serupa,” ujar seorang pejabat tinggi Iran di Teheran, 27 Juni 2025.
Pesan paling menyentuh datang dari para aktivis anti-perang. “Dunia harus belajar dari Hiroshima dan Nagasaki. Senjata seperti Sarmat bukan solusi keamanan, tapi ancaman nyata bagi peradaban,” ujar seorang aktivis perdamaian asal Tokyo, 27 Juni 2025.
Kini, semua mata tertuju pada Moskwa dan Washington. Apakah rudal Sarmat hanya akan menjadi simbol kekuatan, atau pertanda kembalinya dunia ke ambang perang nuklir?
0 Response to "Rusia Ancam Barat dengan Rudal Sarmat: Daya Hancur Ratusan Kali Bom Hiroshima Bikin Dunia Cemas"
Posting Komentar